Become a Legend-Persija Jakarta
Knitted Scarves
Made in Poland
Legend Era '60
Soetjipto Soentoro
Figur Soetjipto Soentoro masuk barisan legenda besar di Persija. Pemain
asli Gandaria, Jakarta Selatan ini memulai karier sepak bolanya dari
klub IPPI Kebayoran Baru. Di usia muda, ia sudah dilirik oleh klub
internal Persija, PS Setia.
Saat berlaga kompetisi internal
Persija, kiprah Soetjipto Soentoro langsung bersinar di musim
perdanannya. Tanpa perlu menunggu waktu lama, pemain yang mempunyai
julukan Gareng itu pun langsung masuk ke skuat senior Persija asuhan
Wuwungan.
Langkah Soetjipto ini terbilang hebat. Saat
rekan-rekanya memulai karier dari Persija U-18 sebelum promosi ke tim
senior, pemain yang terkenal dengan tendangan gledeknya itu langsung
bergabung masuk skuat senior yang kala itu masih diisi oleh Wim Pie, Tan
Liong Houw, Paidjo dan Bob Hippy.
Kemampuan hebat gareng
akhirnya kembali dilirik oleh suksesor Wuwugan di Persija, yakni Liem
Soen Joe alias drg Endang Witarsa. Oleh Dokter (sapaan akrab Liem Soen
Joe), Soetjipto pun langsung dijadikan andalan dalam skema ofensif
Persija 2-3-5.
Puncaknya tahun 1964, yakni Soetjipto menjadi
kapten dan andalan Persija mencetak gol. Posisinya sebagai penyerang
lubang, yang bergerak bebas di antara gelandang dan penyerang membuat
bebas berkreasi di lapangan.
Hasilnya, Persija menjadi tim juara
tanpa terkalahkan di perhelatan kompetisi Perserikatan. Tak hanya juara,
Soetijpto pun menjadi top scorer dengan torehan 16 gol. Di usia yang
baru menginjak 23 tahun, Soetjipto merasakan lengkapnya gelar sebagai
kapten tim juara dan pencetak gol terbanyak di Indonesia.
Soetjipto pensiun dari Persija tahun 1971. Pada tahun terakhirnya itu,
ia gagal mempersembahkan gelar juara bagi Persija. Si Merah-Poetih dari
Jakarta itu harus mengakui kedigdayaan PSMS Medan.
Nama julukan
Soetjipto, Gareng, kini dijadikan sebutan di tribune Stadion Utama
Gelora Bung Karno oleh pendukung Persija. Nama Gareng Area yang berada
di Sektor 6 Stadion GUBK merupakan simbol penghormatan suporter.
Legenda Era '70
Iswadi Idris...
Iswadi Idris (lahir di Banda Aceh, Aceh,18 Maret 1948 – meninggal di
Jakarta,11 Juli 2008 pada umur 60 tahun) adalah salah satu pemain sepak
bola legendaris Indonesia [1]. Pemain yang dijuluki "Boncel" karena
tubuhnya relatif pendek (tinggi 165 cm) ini termasuk pemain paling
berbakat yang dimiliki Indonesia. Ia memperkuat timnas PSSIsebagai
pemain gelandang pada era 1960-an dan 1970-an. Selama menjadi pemain,
Bang Is, demikian ia akrab disapa, sangat menggemari nomor punggung 13.
Iswadi Idris mengawali debutnya bersama dengan Persija pada tahun 1966.
Ia mengawali debutnya bersamaPersija dengan memperoleh hasil buruk
ketika timnya hanya menempati peringkat 4 pada kompetisi
Perserikatantahun 1966.
Kejurnas PSSI 1975
Kemudian pada
tahun 1975, ia berhasil membawa Persija juara Perserikatan bersama
dengan PSMS karena pertandingan antara Persija dan PSMS terjadi
kericuhan antar pemain. Ketika itu Persija mengawalinya dengan
kemenangan atas Persigowa.
partai final, Persija bertemu dengan
PSMS Medan dan pertandingan terpaksa harus dihentikan pada menit 40
karena terjadi clash antarpemain dan pembangkangan terhadap wasit
sehingga PSSI menetapkan keduanya sebagai juara bersama.
Kejurnas PSSI 1978
Pada tahun 1978 ia tidak berhasil membawa Persija menjadi juara
bertahan dalam Kompetisi Perserikatan 1978 setelah dalam partai final
kalah 4-3 dari Persebaya di Stadion Utama Senayan, Jakarta.
Bersama Timnas Indonesia di Asian Games 1970
Prestasi yang paling membanggakan di timnas adalah ketika ia berhasil
membawa timnya meraih medali perak dalam Asian Games 1970. Ketika itu,
Indonesia tergabung di Grup C bersama dengan Iran dan Korea Selatan.
Sayangnya Indonesia hanya menempati urutan kedua dalam klasemen grup,
namun posisi tersebut berhasil membawa timnya lolos ke babak perempat
final. Di babak perempat final, perjuangannya harus terhenti setelah
timnya kalah dari India dan Jepang. Hasil ini mengharuskan Indonesia
harus bertanding dalam perebutan tempat kelima. Indonesia akhirnya
berhasil meraih kemenangan atas Thailand seelah Soetjipto mencetak gol
penentu kemenangan timnya 1-0. dan akhirnya Indonesia berhasil meraih
medali perak.
Legenda Era '80
Rahmad Darmawan
Mayor
Mar Drs. Rahmad Darmawan, (lahir di Metro, Lampung, 28 November 1966;
umur 48 tahun[1]) adalah mantan pemain sepak bola Indonesia yang saat
ini berkarier sebagai pelatih sepak bola. Rahmad pernah menjabat pelatih
tim nasional Indonesia U-23, sebelum ia mengundurkan diri pada 13
Desember 2011.[2]. Pada tanggal 19 Januari 2012 Rahmad resmi menjadi
pelatih klub Pelita Jaya. Dan pada tahun awal musim 2012-2013 RD Melatih
klub asal Malang Arema Indonesia. Pada tahun 2013, ia resmi menjadi
Pelatih Kepala Timnas U-23 dan pelatih Persija Jakarta dan berkompetisi
di Liga Super Indonesia.
Saat ini coach RD melatih Terengganu di Liga Super Malaysia.
Pada April 2016, Rahmad dinobatkan sebagai pelatih terbaik di Liga Super Malaysia (MSL) edisi April.
Legenda Era '90
Luciano Leandro
Luciano Leandro pertama kali merumput di Indonesia pada Ligina
Indonesia (sering disingkat Ligina) 2 pada musim 1995-1996. Bersama
Jacksen F Tiago dan Marcio Novo, Luciano adalah pemain generasi awal
pemain asing yang bermain di Indonesia. Saat itu, PSSI mengeluarkan
kebijakan membolehkan klub bola di Indonesia menggunakan pemain asing
meski jumlahnya dibatasi. Harapan PSSI adalah agar para pemain asing itu
mampu menularkan skill pada pemain lokal.
Bersama Jacksen F
Tiago dan Marcio Novo, Luciano membawa PSM mencapai babak final Ligina 2
di musim pertamanya. Pemain dengan ciri khas rambut panjang dikuncir
ini kemudian membawa PSM menjadi semifinalis pada Liga Indonesia III
(Semifinalis) dan Peringkat I Wilayah Timur pada Liga Indonesia IV.
Sayangnya, kompetisi berhenti di tengah jalan karena kondisi keamanan
nasional yang saat itu tidak memungkinkan dengan adanya kerusuhan 98.
Sebagai pemain, Luciano merupakan petarung lini tengah yang memiliki
kemampuan seimbang antara menyerang dan bertahan. Penampilan gemilang
pemain berkaos no punggung 10 saat membela PSM Makassar ini membuat
Persija Jakarta kepincut dan kemudian meminangnya pada musim 2000/2001.
Pada musim pertamanya di Jakarta, Luciano berhasil membawa Persija
menjuarai Ligina VII. Di Stadion Gelora Bung Karno, tanggal 7 Oktober
2001, Persija Jakarta menghempaskan PSM Makassar dengan skor 3 -2.
Luciano membawa Persija menjadi juara setelah mengalahkan klub yang
sangat dicintainya.
Legenda Era 2000
Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur
35 tahun), juga dikenal sebagai Bepe, adalah pemain sepak bola Indonesia
yang bermain untuk Persija Jakarta di Liga Super Indonesia dan Tim
nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami nya adalah striker. Bambang
membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia mencetak
satu-satunya gol untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan
Malaysia,[2] dan merupakan pencetak gol terbanyak turnamen dengan
delapan gol.[3]
Bambang dianggap memiliki header bola yang luar
biasa, dan memiliki reputasi untuk ketajaman di kotak penalti.[4] Dia
adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi caps dan pencetak
gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di
tim nasional Indonesia.[5]
Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa
Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas,
sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak
gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7
gol.
Prestasi
Prestasi Klub
juara Liga Indonesia : Persija Jakarta (2001)
juara Malaysia Premier League : Selangor FA (2005)
juara Malaysia FA Cup : Selangor FA (2005)
juara Malaysia Cup : Selangor FA (2005)
Prestasi Negara
Juara Piala Kemerdekaan : Indonesia (2000), (2008)
Prestasi Individu
Haornas Cup Most Valuable Player : (1996)
Liga Indonesia Top Scorer : Persija Jakarta (1999-00)
Liga Indonesia Best player : Persija Jakarta (2001)
2002 Tiger Cup Top scorer : Tim Nasional Sepak Bola Indonesia (2002)
Malaysia Premier League Top Scorer : Selangor FA (2005)
Malaysia Cup Player of the Year : Selangor FA (2005)
FA Cup Malaysia Top Scorer : Selangor FA (2005)
Copa Indonesia Pemain Terbaik : Persija Jakarta (2007)
sumber:
wikipedia.com